Cara Mudah dan Lengkap Budidaya Cabai

Daftar Isi Artikel Cara Mudah dan Lengkap Budidaya Cabai [Tampil]
Cara Mudah dan Lengkap Budidaya CabaiCabai merupakan tanaman yang bisa dibilang cukup kompleks. Dibandingkan dengan tanaman hortikultura yang lain, budidaya cabai memerlukan keahlian dan intensitas perawatan yang lebih optimal. Ada pun cara penanaman cabai yang baik dan benar menurut beberapa ahli dibidang pertanian, kali ini akan saya bahas secara detail.
Cara budidaya cabai sebenarnya sama dengan tanaman lain yang masih satu famili. Yang paling utama dan terpenting dalam budidaya_cabai adalah memilih benih unggul dan sudah tebukti, serta perawatan yang baik, dan juga pengendalian hama dan penyakit yang tepat pada sasaran.
Di indonesia tanaman tersebut dibudidayakan sebagai tanaman semusim pada lahan bekas sawah dan lahan kering atau tegalan. Namun demikian, syarat-syarat tumbuh tanaman cabai merah harus dipenuhi agar diperoleh tanaman yang baik dan hasil buah yang tinggi. Potensi hasil cabai merah sekitar 12-20 t/ha.

Untuk keberhasilan dalam usaha tani cabai merah selain diperlukan keterampilan dan modal yang cukup, juga banyak faktor yang perlu diperhatikan seperti syarat tumbuh , pemilihan bibit, cara bercocok tanam, cara pengendalian OPT dan penangnan pasca panen.
Di bawah ini beberapa syarat yang di butuhkan agar tanaman cabai bisa tumbuh dengan baik.
  • Tipe Tanah : gembur, subur, mengandung bahan organik, dan topsoil tebal. 
  • pH tanah optimum : 5,5 - 6,8 
  • Ketinggian Tempat : 100 - 1.000 m dpl. 
  • Syarat lain : drainase lahan sempurna, terbuka oleh sinar matahari, bukan bekas tanaman cabai atau familinya, seperti tomat, terung dan tembakau.
Contoh Varietas Cabai :
Di jaman yang modern ini para peneliti berhasil menemukan Jenis atau varietas Cabai Unggul atau dengan kata lain Cabai Hibrida yang mampu meningkatkan dan tahan terhadap hama dan penyakit. Berikut beberapa contoh Varietas dan Jenis cabai unggul.
  1. Sultan F-1 ( Cabai Merah Besar )
    Vigor tanaman tegak, berbuah lebat, kulit mulus, tekstur padat, dan berasa pedas. Buah yang masih muda berwarna hijau tua, kemudian berubah menjadi merah cerah ketika sudah masak. Buah cabai ini berukuran panjang 14 - 15 cm dengan diameter 1,6 - 1,7 cm. Bobot perbuah rata-rata 14-15 gram. Buah cabai sudah bisa di panen setelah tanaman berumur 95 - 100 HST. Potensi produksi 1 - 1,5 kg per tanaman. Varietas Sultan F-1 cocok ditanam di dataran menengah hingga dataran tinggi.
     
  2. Hot Chilli F-1 ( Cabai Merah Besar )
    Tanaman Tegak dengan tajuk padat dan berbuah lebat. Buah yang sudah masak berwarba merah tua mengilap. Buah cabai dengan varietas ini memiliki ukuran panjang 14 15 cm dan diameter 1,5 cm. Bobot perbuah rata-rata 12 - 13 gram. Varietas ini toleran terhadap antraknosa ( patek ), bacterial wild ( layu bakteri ), Thrips, dan rontok buah. Memiliki daya tahan simpan yang lebih lama, masih tampak segar selama 5 - 7 hari di ruang terbuka pada suhu kamar. Sudah bisa di panen ketika tanaman berumur 90 - 95 HST. Potensi produksi 1,5 kg per tanaman. Cocok di tanam di dataran rendah hingga dataran tinggi.
     
  3. Lado F-1 ( cabai Keriting )
    Tanaman tinggi dan subur. Buahnya ramping dengan panjang 14,5 - 17,0 cm dan diameter 1 cm. Bobot per buah sekitar 3 - 4 gram. toleran terhadap penyakit layu bakteri dan antraknosa. Varietas ini tahan terhadap pengangkutan. Sudah bisa di panen ketika tanaman berumur 110 - 120 HST. Cocok di tanam pada segala musim, baik di dataran rendah maupun dataran tinggi. Potensi produksi 1,2 kg per tanaman.
     
  4. TM-999 F-1 ( Cabai Keriting )
    Tanaman tegak dan tinggi, percabangan agak menyemak, serta buah berwarna merah gelap. Panjang buah sekitar 15 - 16 cm dan diameter 0,9 - 1,0 cm. Bobot per buah 3 - 4 gram. Varietas ini toleran terhadap layu bakteri dan antraknosa. Panen bisa di mualai ketika tanaman berumur 90 - 100 HST. Potensi produksi 1,0 - 1,2 kg per tanaman.
Persemaian Cabai :
Kebutuhan benih 130 - 15 g/ha.
Media semai yang di gunakan berupa tanah steril sebanyak 2 - 3 bagian dan pupuk kandang matang sebanyak satu bagian.
Penyemaian dilakukan dengan tahap sebagai berikut.
  • Aduk media semai hingga tercampur rata. Jika bongkahan tanahnya kasar, ayak menggunakan pasir. 
  • Siapkan polibag berukuran 6 x 10 cm yang sudah di lubangi di bagian pojok dasarnya. 
  • Siapkan tempat persemaian yang terbuka dan jauh dari gangguan binatang. 
  • Isikan media semai ke dalam polibag hingga penuh. Agak padatkan bagian bawahnya. Setelah itu, susun rapi dan rapat di tempat persemaian. 
  • Sehari sebelum tanam benih, siram media dalam polibag menggunakan larutan Agrobost dengan dosis 1 ml/liter air sampai kondisi media bagian bawahnya lembap. 
  • Rendam benih selama 6 jam untuk memcahkan ,asa dormansi. Setelah itu, tiriskan dan bungkus menggunakan kain katun lembab. 
  • Peram bungkusan benih tersebut selama 18 jam di tempat yang hangat atau peram di dalam kotak yang di beri lampu pijar 15 - 25 watt agar temperatur ruangan berada pada kisaran 30 - 32 o C. 
  • Tanam benih satu persatu, tempat di tengah media polibag dengan menggunakan ujung jari. Timbun tipis dengan sisa media setebal 0,5 cm. 
  • Siram permukaan media dengan air menggunakan hand sprayer atau gembor lembut. lakaukan secara hati - hati agar benih tidak berantakan. 
  • Tutup permukaan media menggunakan karung atau daun pisang atau plastik hitam selam 4 - 5 hari, sampai benih mulai berkecambah.
Berikut ini beberapa kegiatan perawatan yang harus dilakukan selama penyemaian.
  • Setelah benih berkecambah, buka penutup polibag. Lakukan penyiraman secara rutin setiap hari. 
  • Pada umur semai 20 hari, lakukan penyiraman menggunakan larutan Agrobost dengan dosis 1 ml per liter air. 
  • Jika di temukan penyakit rebah batang ( dumping off ) dengan gejala berupa bercak basah di pangkal batang yang menyebabkan bibit rebah, segera semprot dengan benlate ( dosis 1 g/l ) atau Delsene ( dosis 2 g/l ). 
  • Bibit siap di tanam pada umur 25 hari atau sudah berdaun sejati 4 - 5 helai.

Penanaman Cabai :
  1. Persiapan Lahan
    • Lakukan land clearing jika lahan banyak semak dan sisa tanaman. 
    • Lakukan pengapuran jika pH tanah kurang dari 5,0. Patokannya, unutk menaikkan pH tanah satu point, di perlukan kapur pertanian sebanyak 2 ton/ha. Sebar kapur secara merata di permukaan tanah. 
    • Cangkul atau bajak lahan untuk mencegah agregat dan membalik tanah. 
    • Buat bedengan sederhanan, dengan ukuran lebar bedengan 110 cm, lebar selokan 50 cm, dan tinggi bedengan 15 - 20 cm. 
    • Tentukan dosis pupuk dasar dengan standar per hektare. 
    • Tebar pupuk kandang di lajur kiri dan kanan bedengan ( lajur barisan tanaman ) secara merata, aduk ke dalam tanah. 
    • Campurkan keempat jenis pupuk kimia, lalu segera tebar di lajur kiri dan kanan bedengan secara merata, Aduk ke dalam tanah. 
    • Sempurnakan bedengan dengan cara mencangkul selokan dan menimbunkannya di atas bedengan. Dengan demikian tinggi bedengan menjadi 30 - 40 cm. 
    • Ratakan permukaan bedengan dengan menggunakan cangkul atau bilah bambu, lalu pasang mulsa plastik hitam perak. 
    • Buat lubang tanam dengan jarak 50 - 60 cm dalam barisan dan 70 cm antar - barisan ( Double Row ). 
    • Tentang populasi cabai per hektare sekitar 16.000 - 17.000 tanaman. 
    • Lakukan pengairan untuk melarutkan pupuk kimia dalam tanah. 
     
  2. Penaman Bibit
    • Sebelum tanam, siram bibit hingga media lembab. 
    • Lepaskan bibit beserta media perakarannya dari polibag dengan hati - hati. Usahakan media tidak pecah atau perakaran bibit tidak putus. Caranya remas polibag dengan tekanan ringan agar media sedikit memadat, kemudian lepaskan bibit dengan hati - hati. 
    • Congkel tanah di setiap lubang tanam sedalam 8 - 10 cm. 
    • Tanam bibit di lubang tanah dan timbun dengan tanah hingga 2 - 3 cm di bawah daun lembaga. 
    • Siram areal penanaman cabai untuk menekan staknasi tanaman kecil, sehingga cepat beradaptasi dengan lingkungan barunya. 
     
  3. PemupukanDosis Pupuk dasar alam satu hektare lahan.
    No. Jenis Pupuk Dosis per Hektare
    :
    • Pupuk Kandang 5 ton 
    • Urea 300 kg 
    • ZA 200 kg 
    • SP - 36 300 kg 
    • KCL 200 kg 
     
  4. Pemupukan Susulan Cabai :
    • Pada Umur 4 - 5 hari setelah tanam ( HST ), aplikasikan teknologi How Harvet Plus dengan Dosis 100 ml How harvet per 50 liter air.Dosis ini setara dengan 30 ml larutan per lubang tanam semprotkan ke permukaan tanah sekitar tanaman tepat di lubang tanaman. 
    • Pada Umur 10 - 15 HST, lakukan Penyiraman menggunakan larutan NPK dengan dosis 5 g/l air. siramkan di lubang tanam 200 ml larutan pertanaman. Untuk memperoleh hasil yang maksimal dan meningkatkan daya tahan tanaman terhadap penyakit bisa di tambahkan Calsium MULTI-CAL dengan dosis 5 sendok per 14 liter air. 
    • Pada Umur 45 - 50 HST, aplikasikan teknologi How Harvet Master dengan dosis 200 ml how harvet per 150 liter air. Semprotkan pada tanaman agar pertumbuhannya bisa teratur dan cepat, selanjutnya bisa di tambahkan ZPT seperti SCORE 250 EC dan Pengocoran agar pertumbuhan bisa teratur. 
    • Pada Umur 80 - 85 HST, aplikasikan teknologi How Harvet Gold Agar tanaman bisa tahan terhadap penyakit dan cuaca yang buruk. Untuk memperoleh hasil yang maksimal dan meningkatkan daya tahan tanaman terhadap penyakit bisa di tambahkan Calsium MULTI-CAL dengan dosis 5 sendok per 14 liter air. 
    • Apabila kondisi pertumbuhan tanaman kurang maksimal, lakukan pemupukan dua kali, yaitu pada saat tanaman berumur 55 - 60 HST dan 90 - 95 HST. Pemupukan sususlan I di aplikasikan dengan cara ditugalkan di sisi kiri tanaman pada jarak 15 - 20 cm. Pemupukan susulan II di aplikasikan di sisi kanan tanaman pada jarak 20 - 25 cm. 
     
  5. Pemeliharaan Tanaman Cabai :
    • Pemangkasn ( Prunning ) Tunas Air
      Pada mas pertumbuhan Vegetatif ( Umur 0 - 35 HST ) akan muncul tunas - tunas air di setiap ketiak daun.

      Tunas - tunas air ini harus di pangkas untuk memberi kesempatan kepada tanaman mengembangkan vigor batang dan perakaran agar lebih kokoh dan luas sebelum memasuki masa generatis. Masa generatis di tandai dengan munculnya bunga di percabangan generatif pertama, biasanya dimulai pada daun yang ke-13 hingga daun yang ke - 15.
       
    • Pemasangan Ajir Penopang
      Cabai hibrida pada umumnya berbuah lebat, sehingga perlu ajir penopang untuk menyangga tanaman agar tidak roboh, baik oleh beban buah maupun oleh tiupan angin.

      Ajir penopang bisa di buat dari bilah bambu yang panjangnya 130 - 140 cm dengan ketebalan 3 - 4 cm. Pemasangan ajir sebaiknya dilakukan ketika tanaman masih kecil, ketika umur 5-10 HST, agar tidak melukai perakaran.

      Di samping ajir penopang, di perlukan juga tali yang menghubungkan ajir satu dengan lainnya yang akan lebih sempurna menyangga lebatnya buah.
       
    • Sanitasi Lahan
      Adanya serangan hama dan penyakit sangat berhubungan dengan kebersihan lahan. Karena itu, dianjurkan untuk melakukan penyiangan rumput dan gulma di sekitar tanaman, yaitu di lubang tanam dan selokan. Pada umumnya penyiangan dilakukan sebanyak 3 - 4 kali sepanjang umur tanaman.
       
    • Pengairan
      Semua tanaman membutuhkan kondisi tanah yang lembab agar penyerapan unsur hara bisa berlangsung optimal. Namun, tanaman cabai tidak menyukai kelembapan tanah yang terlalu tinggi atau terlalu basah.
      • Pada penanaman musim kemarau, lakukan penyiraman secara berkala. 
      • Pada penanaman musim hujan justru sebaliknya, upayakan tidak ada air yang tergenang di selokan. Buat saluran drainase yang bagus.
    • Hama dan Penyakit Dominan pada Tanaman Cabai :
      • Hama Thrips
        Thripssp. merupakan hama pengisapcairan pucuk tunas tanaman dan bunga. Hama ini menyebabkan daun mengeriting, pertumbuhan pucuk dan bunga terhambat, serta buah menjadi berbercak cokelat dan bentuknya tidaksempurna. Hama ini akan berkembang pesat ketikamusim kemarau, dekat dengan tajuk pohon tinggi dan rimbun, berdekatan dengan tanaman tua satu famili yang sudah terserang Thrips, dan kebersihan kebun yang tidak terjaga.

        • Pencegahan :
          1. Gunakan mulsa plastik hitam perak.  
          2. Pilih lokasi yang terbuka, jauh dari tajukpohon rimbun, dan tidak berdekatan dengan tanaman lainyang terserang Thrips.Jaga kebersihan kebun dan pasang perangkap Thrips di beberapa tempat.
        • Pemberantasan :
          1. Lakukan pengamatan pada kelopak bunga dan pucuk tunas untuk deteksi tingkat serangan.
          2. Jika sudah terlihat adanya populasi Thrips, segera lakukan penyemprotan insektisida yang efektif untuk Thrips. Lakukan penyemprotan pada sore hingga malam hari. 
          3. Beberapa Insektisida untuk memberantas Thrips adalah Caleb-tin 18 EC, Catez 18 EC, Demolish 18 EC, Pemekar daun dan Detacron 500 EC. Guanakan dosis sesuai anjuran yang tertera di label kemasan.
      • Hama Ulat
        Beberapa jenis ulat sering menyerang tanaman cabai. Ulat grayak ( Spodoptera litura ) sering memakan batang muda, tangkai daun dan tangkai buah, serta daun. Kadang-kadang, ulat perusak daun ( Plusia sp. ) juga menyerang tanaman cabai.

        • Pencegahan :
          1. Gunakan mulsa plastik hitam perak. 
          2. Jaga kebersihan lingkungan.  
          3. Pasang perangkap kupu - kupu yang berbentuk lem, seperti Cherry Glue dan Glumon, yang dimkuaskan di botol bekas air mineral atau potongan pipa PVC.
        • Pemberantasan :
          1. Jika ada serangan ringan, pungut ulat satu persatu, kemudian gerus atau bakar atau timbun dalam tanah.  
          2. Sebaliknya, jika serangan sudah sporadis, lakukan penyemprotan insektisida yang efektif untuk ulat tersebut. lakukan penyemprotan pada sore hari. Contoh Insektisida yang ampuh membasmi ulat di antaranya Prevaton 50 SC, Amplogo 150 ZC, Curacron 500 EC, Buldok 25 EC, Decis 2,5 EC.
      • Hama Kutu Daun Aphids
        Hama yang sering menyerang daun cabai adalah Myzus persicae. Hama ini menyerang bagian bawah daun dan pucuk dengan cara bergerombol mengisap cairan daun. Daun yang terserang hama ini akan mengeras dan menggulung ke dalam. Pada musim kemarau, perkembangan hama ini pesat sekali.

        • Pencegahan :
          1. Gunakan mulsa plastik hitam perak. 
          2. Jaga kebersihan lingkungan. 
        • Pemberantasan :
          1. Apabila sudah ada serangan, segera semprot dengan insektisida efektif aphids dengan cara mengarahkan mata sprayer ke atas yaitu ke arah daun yang terserang. 
          2. Beberapa insektisida yang efektif membasmi kutu daun diantaranya Curacron 500 EC, Detacron 500 EC, Metamidophos 50 %, dan Profile 450 EC.
      • Penyakit Busuk Daun dan Buah
        Penyakit busuk daun disebabkan oleh Phytopthora inffestans. Pada saat musim hujan atau pada temperatur dan kelembapan udara tinggi, penyakit ini sering menyerang. Serangan pada daun menimbulkan gejala daun menjadi layu seakan tersiram air panas, kemudian busuk kecoklatan. Jika menyerang bagian buah, serangan di awali dari pangkal buah yang menjadi kuning kecoklatan, kemudian membusuk dan rontok.

        • Pencegahan :
          1. Aplikasikan Teknologi How harvet Gold.  
          2. Jaga kebersihan lingkungan.  
          3. Buat drainase yang baik pada musim hujan.
        • Pemberantasan :
          1. Jika ditemukan serangn penyakit ini, segera lakukan penyemprotan fungisida yang efektif untuk membasmi penyebab penyakit busuk daun dan buah. Jika penyemprotan dilakukan pada musim hujan, gunakan cairan perekat perata.
          2. Beberapa fungisida yang bisa di gunakan adalah Bion - M 1/48 WP, Manzate 82 WP, Detazeb 80 WP, Topsin M 40 WP, Topsindo 40 WP, Antila 80 WP, Chocrick, Ridomil Gold MZ. Patuhi anjuran dosis seperti yang tertera di label kemasan. Untuk memperoleh hasil yang maksimAl dan meningkatkan daya tahan tanaman terhadap penyakit bisa di tambahkan Calsium MULTI-CAL dengan dosis 5 sendok per 14 liter air.
      • Penyakit Patek Antraknosa
        Penyakit ini di sebabkan oleh Coletrotichum capsici. Pada saat temperatur dan kelembapan udara tinggi, penyakit ini sering menyerang buah cabai. Gejalanya diawali dari permukaan buah yang timbul bercak kering bulat, berbintik hitam melingkar, kemudian melebar hingga buah busuk kering.

        • Pencegahan :
          1. Apilkasikan teknologi How harvet Gold. 
          2. Jaga kebersihan lingkungan.  
          3. Buat drainase air yang baik. 
        • Pemberantasan :
          1. Hati - hati sudah tampak terjadi serangan, sebab penyebaran penyakit ini sangat cepat. Segera lakukan penyemprotan fungisida efektif terhadap penyakit tersebut. 
          2. Beberapa fungisida yang dapat di gunakan adalah Amitartop 250 SC, Bion M 1/48 WP, Manzate 82 WP, Previcur N, Detazeb 80 WP, Topsin M 40 WP, Topsindo 40 WP, Antila 80 WP, Chocrick, Ridomil Gold MZ. Patuhi anjuran dosis seperti yang tertera di label kemasan. Untuk memperoleh hasil yang maksimAl dan meningkatkan daya tahan tanaman terhadap penyakit bisa di tambahkan Calsium MULTI-CAL dengan dosis 5 sendok per 14 liter air. 
      • Penyakit Layu Bujang
        Penyakit ini disebabkan oleh jamur Fusarium sp. Gejala layu sering muncul terutama jika penanaman cabai dilakukan pada musim hujan dan lahan yang di gunakan sebelumnya terkontaminasi penyakit ini melalui tanaman sejenis dan sefamili. Awalnya, beberapa batang layu hanya pada siang hari, tetapi segar kembali pada pagi hari. Batang yang layu ini pada awalnya tersebar di bebrapa lokasi, kemiudian semakin bertambah dan bertambah terus. Pada serangan yang parah, sebelum panen habis, seluruh tanaman akan layu secara permanen.

        • Pecegahan :
          1. Teliti riwayat tanah minimum tiga musim ke belakang. Hindari lahan bekas penanaman cabai atau tanaman lain yang masih satu famili, apalagi pernah terinfeksi penyakit ini. Gunakan lahan bekas padi sawah karena di anggap paling strelil. 
          2. Aplikasikan Teknologi How Harvet Gold.  
          3. Atur drainase dengan baik. 
        • Pemberantasan :
          1. Segera cabut tanaman yang sudah layu, lalu bakar dan buang jauh-jauh dari lokasi. Setelah itu, siramkan fungisida sistemik di zona perakaran tanaman yang layu, tiga tanaman di samping kiri dan kanannya, serta lima tanaman di baris depannya. Sebelum dinyatakan sembuh jangan di lakukan pengairan sistem leb ( lewat selokan ). Jika mendesak, lakukan penyiraman per lubang tanam. 
          2. Beberapa contoh fungisida yang bisa digunakan adalah amistartop 250 SC, Score 250 EC, Bactoxyn 150 SL, Plantomycin 7 SP, Agrept 20 WP. Gunakan sesuai dengan dosis anjuran yang tertera di label kemasan. Untuk memperoleh hasil yang maksimAl dan meningkatkan daya tahan tanaman terhadap penyakit bisa di tambahkan Calsium MULTI-CAL dengan dosis 5 sendok per 14 liter air.
     
  6. Panen dan Pascapanen Cabai :
    • Panen cabai bisa dilakukan pada saat buahnya sudah merah 100%, tetapi masih segar dan mengilap. Biasanya dimulai ketika tanaman berumur 90-10 HST, tergantung varietas dan ketinggian tempat. Mas panen berlangsung antara 45 - 60 hari. 
    • pemanenan yang benar dilakukan dengan cara memetik buah cabai dengan memegang pangkal buah yang sudah masak, kemudian mengungkitnya sampai ke atas sampai telepas dari percabangan. Jangan sekali-kali memanen cabai dengan cara menarik buah, karena akan menyebabkan rusaknya percabangan produktif tanaman. 
    • Kumpulkan hasil panen di tempat yang beratap dan berventilasi, tetapi tanpa dinding. setelah itu, angin-anginkan terlebih dahulu sekitar 3 - 5 jam sebelum di kemas. Jika panen pada musim hujan, usahakan agar menggunkan blower untuk mengangin-anginkannya agar kondisi kering angin pada saat di lemas. 
    • Kemasan yang paling ideal untuk cabai adalah boks plasteik, kardus, atau karung jaring.
Bagikan:

Top Ads

Middle Ads 1

Middle Ads 2

Bottom Ads